Berapa Lama Perempuan Bisa Bersabar Untuk Tidak Jima'

 Berapa Lama Perempuan Bisa Bersabar Untuk Tidak Jima'


Terdapat sebuah atsar sahabat nabi ﷺ, yaitu kisah sayyidina Umar ra, pada suatu malam Sayyidina Umar berjalan di alun² kota madinah, kemudian ia mendengarkan seorang wanita yang melantunkan syair sebagai berikut:


لقد طال هذا الليل وازور جانبه وأرقني أن لا خليل ألاعبه


فوالله لولا الله تخشى عواقبه لحرك من هذا السرير جوانبه


مخافة ربي والحياء يصدني مخافة بعلي أن تنال مراتبه


Sesungguhnya malam benar benar terasa panjang dan sebagiannya telah berlalu


Kesepian tiada kekasih yang bisa ku ajak bercanda ria telah membangunkanku


Demi Allah ! jikalau bukan karena takut akan azabnya


Sungguh tepian ranjang ini akan bergetar hebat


Namun rasa malu dan takut kepada tuhanku mencegah diriku


Dan aku khawatir akan menggangu suamiku untuk meraih derajat yang tinggi


Kemuadian Sayyidina Umar menghampirinya seraya berkata: "kemanakah pergi suamimu.??"

Ia menjawab: "ia telah lama pergi berperang dijalan Allah. Kemudian Sayyidina Umar pulang kerumah dan bertanya kepada putrinya Hafsah: "berapa lamakah seorang wanita dapat menahan diri dari berhubungan intim..??" Hafsah menjawab: “empat bulan, lebih dari itu ia kesabarannya akan habis atau tinggal sedikit." Setelah kejadian ini, Sayyidina Umar membuat kebijakan bahwa waktu peperangan tidak boleh lebih dari empat bulan, hal ini agar para wanita tidak tersiksa dengan kesepian mereka dari sentuhan suami yang mereka cintai.


Empat bulan merupakan batasan terakhir atau batasan panjang jika ukurannya adalah bulan, sedangkan untuk mingguan adalah empat hari. Sehingga salah satu hikmah kenapa laki² hanya diperbolehkan poligami sampai empat orang istri adalah karena batasan rasa sabar dari ingin bersetubuh pada perempuan adalah empat hari, sehingga jika seseorang punya empat orang istri maka ia akan bisa memenuhi kebutuhan biologis keempat istrinya setiap minggu tanpa membuat mereka menunggu lebih dari empat hari dan kecewa.


[Al-Mahalli. Juz. 4/ Hal. 11]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Di antara bentuk didikan Imam Taqiyuddin As-Subki kepada keluarganya

HATI².. MUSIBAH SANTRI

HILANGNYA KEBERKAHAN ILMU ANAK, KARENA PRILAKU BURUK ORANG TUA TERHADAP GURUNYA