"KISAH SEORANG PEMIMPIN UMAT YANG BERPENAMPILAN SEPERTI PENGEMIS"
"KISAH SEORANG PEMIMPIN UMAT YANG BERPENAMPILAN SEPERTI PENGEMIS"
Suatu hari dibulan Ramadhan saat waktu berbuka puasa seorang lelaki tua duduk dibawa pohon kurma dekat mesjid kufah di Irak.
Saat waktunya berbuka, lelaki itu mulai membuka perbekalannya dan nampak sepotong roti kering dan sebotol air putih.
Kemudian seorang pengemis datang mendekat dan berkata:
Aku bersumpah aku punya banyak uang untuk dibelanjakan bersamamu..??
Kemudian pengemis tua itu berkata: silahkan berbukalah denganku dengan senang hati ujar lelaki tua itu.
Tidak lama kemudian pengemis itu berkata: Maaf.. rotimu terlalu keras untukku aku tidak kuat mengunyahnya.
Kemudian pengemis tua itu berkata: kalau kamu ingin berbuka puasa dengan roti dan makanan hangat yang berkualitas.. pergilah kesana ke rumah Hasan Bin Ali.
Pengemis itu mulai berjalan menuju rumah Sayyidina Hasan dari kejauhan tampak cucu Rasulullah itu sedang menyiapkan makanan berbuka untuk kaum Dhuafa.
Makanan dan minuman berkualitas baik itu, Sayyidina Hasan melambaikan tangannya mengundang sang pengemis itu untuk berbuka puasa bersamanya dan para kaum dhuafa lainnya.
Sang pengemis itu menikmati makanan berbuka dengan sangat lahap bersama Sayyidina Hasan dan yang lainnya.
Sang pengemis itu menyisakan makanannya dan membungkus makan sisa tersebut.
Melihat hal itu,, Sayyidina Hasan mendekat dan bertanya: untuk siapa sisa makanan itu, tidak perlu membungkusnya habiskan saja makananmu kalau masih kurang, aku akan membungkus makan lagi untukmu.
Pengemis itu berkata: Aku bungkus makanan ini bukan untukku, tapi untuk pengemis tua yang duduk dipohon kurma di pinggir mesjid kufah,, kasihan dia memakan makanan berbuka hanya dengan sepotong roti yang berkualitas buruk jawab sang pengemis.
Sayyidina Hasan berkata: Ini ayat pertama, ini Ali Bin Abi Thalib Ayaku, ini ayat kedua, ini yang pertama ...
Tapi mengapa dia berbuka puasa dengan roti keras yang sulit dikunyah, roti kualitas buruk..??
Sayyidina Hasan menangis dan berkata dengan air mata yang berlinang dan berkata: memang seperti itu kebiasaan Ayahku, beliau selalu memakan makanan yang biasa dimakan oleh orang orang miskin karena menurutnya ketika kondisi umat dalam kemiskinan dan kelaparan, tidak layak bagi seorang pemimpin seperti dirinya memakan makanan yang lebih baik dari apa yang dimakan oleh rakyatnya.
Seorang pemimpin harus memakan makanan yang sama seperti yang dimakan oleh rakyatnya.
Komentar
Posting Komentar